SUMENEP, updatejatim.net – Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, resmi melaunching logo Hari Jadi Sumenep ke-757 2026
Bukan sekadar logo, melainkan hasil kontemplasi panjang yang merangkum semangat, sejarah, dan cita-cita Kabupaten Sumenep menuju usia ke-757 tahun pada 2026 mendatang.
Anizatuz Zairah, pemuda dari Desa Gilang, Kecamatan Bluto, yang berhasil menyisihkan puluhan peserta lain dalam sayembara desain logo menyampaikan, bahwa proses merancang bukanlah perjalanan mudah, melainkan sebuah pergulatan batin yang penuh tantangan dan pencarian makna.
“Setiap garis dan warna dalam logo ini melalui proses yang tidak instan. Saya tidak ingin sekadar membuat bentuk yang enak dipandang, tapi juga menggugah rasa. Karena saya percaya, desain adalah medium bercerita,” ucapnya. Sabtu 12 Juli 2025
Menurut Aniz, pihaknya mengusung simbol burung gosong, spesies khas Sumenep dengan kepakan sayap ke atas sebagai metafora daerah yang terus tumbuh.
“Warna-warna yang dipilih pun bukan tanpa alasan, emas untuk kejayaan masa lalu, biru laut untuk identitas maritim, dan merah untuk keberanian masyarakatnya,” tegasnya.
Namun, lanjut dia, yang menjadi kekuatan utama dari desain itu bukan hanya pada visual, melainkan pada riset mendalam di baliknya.
Pihaknya mengaku turun langsung ke lapangan, mengunjungi Museum Keraton, mengamati ukiran tua, hingga berdialog dengan budayawan dan juru pelihara cagar budaya.
“Saya sempat bertanya pada mereka, ‘Apa makna Hari Jadi bagi Anda?’ Dan jawaban-jawaban mereka menjadi pijakan saya dalam mendesain. Saya ingin logo ini menjadi jembatan antara generasi, bukan sekadar ornamen seremonial,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Disbudporapar Sumenep, Moh. Iksan, melalui sambutannya, menjelaskan bahwa peluncuran logo ini menjadi tonggak awal rangkaian kegiatan Hari Jadi Sumenep ke-757 yang akan berlangsung sepanjang 2026 mendatang, dengan pendekatan lebih partisipatif dan berbasis masyarakat.
“Kita ingin momen Hari Jadi tidak lagi menjadi milik pemerintah semata, tetapi milik masyarakat. Logo ini akan hadir di setiap spanduk, panggung, hingga produk kreatif lokal. Ia akan menyapa warga dan tamu dari luar dengan pesan inilah Sumenep, yang hidup, bergerak, dan berkembang,” jelasnya.
Senada disampaikan oleh Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, mengatakan rasa bangga yang mendalam atas kemenangan putra daerah dalam sayembara bergengsi ini.
Menurutnya, capaian Aniz adalah simbol bahwa potensi kreatif masyarakat lokal sangat layak mendapat tempat di ruang pembangunan daerah.
“Kita tidak sedang memilih gambar terbaik, kita sedang menyusun identitas visual yang mewakili semangat 757 tahun Sumenep. Dan saya senang karena yang berhasil meraihnya adalah anak desa, dari Gilang, Bluto,” ucap Fauzi.
Ia juga memberi pesan bagi peserta lain agar tetap semangat berkarya, karena ruang apresiasi di Sumenep terbuka luas.
“Yang belum menang, jangan menyerah. Tahun depan atau di ajang lain, giliran Anda yang bersinar. Jadikan ini bahan bakar semangat,” pungkasnya.(DieBM)












