SUMENEP, updatejatim.net – BPRS Bhakti Sumekar, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mengambil trobosan dunia digital. Anak-anak sekolah dasar di desa-desa mulai belajar menabung dengan ponsel, kode QR, dan rekening pribadi atas nama mereka sendiri, hal ini sebuah lompatan besar yang lahir dari program BBS Sekolah.
Program ini tidak hanya memperkenalkan teknologi keuangan kepada anak-anak, tetapi juga membawa nilai baru dalam budaya pendidikan dan pengasuhan finansial di rumah.
Inisiatif BBS Sekolah memang dirancang untuk membuat setiap siswa memiliki akun keuangan pribadi. Sistem ini memanfaatkan QRIS dan aplikasi digital yang memudahkan transaksi tanpa perlu antre di bank.
“Kalau dulu tabungan siswa dikumpulkan manual lewat guru. Sekarang langsung tercatat otomatis, transparan, dan bisa dicek kapan saja lewat aplikasi,” ujar Direktur Utama BPRS Bhakti Sumekar, Hairil Fajar. Senin 30 Juni 2025
Tak hanya siswa, lanjut dia, program ini juga melibatkan para orang tua. Mereka mendapat edukasi dasar soal literasi keuangan dan didampingi untuk memahami cara kerja aplikasi BBS Sekolah.
“Ini bukan hanya soal teknologi, tapi perubahan budaya. Menabung kini jadi kebiasaan keluarga, bukan cuma tugas sekolah,” jelas Fajar.
Pihaknya menyampaikan, di banyak rumah tangga, topik soal menabung kini menjadi obrolan rutin. Anak-anak mulai belajar menunda keinginan jajan demi bisa menambah saldo. Bahkan ada siswa yang membuat target kecil untuk membeli sepatu sendiri atau membantu orang tuanya membayar uang sekolah dari tabungan pribadi.
“Kami ingin menanamkan nilai tanggung jawab dan kedisiplinan lewat menabung. Sekarang, dengan sistem ini, itu lebih mungkin terjadi,” tegasnya.
Menurut Fajar, program BBS Sekolah kini terus diperluas ke berbagai sekolah di Sumenep, dari SD hingga SMA, negeri maupun swasta. Keberhasilannya bahkan mulai menarik perhatian beberapa daerah lain di Madura untuk replikasi.
Ia menyebutkan, pihaknya juga tengah mengembangkan sistem pelaporan terintegrasi untuk dinas pendidikan dan OJK, agar pelaksanaan program ini benar-benar terdokumentasi dan berdampak secara nasional.
Di tengah tantangan literasi finansial yang masih rendah di kalangan pelajar Indonesia, Sumenep menawarkan secercah harapan. Melalui BBS Sekolah, pendidikan keuangan tidak lagi berhenti di teori pelajaran IPS, tetapi hadir nyata dalam aktivitas sehari-hari anak-anak dan keluarganya.
“Celengan dari bambu boleh tetap ada, tapi semangat menabung kini lebih canggih dan terarah. Dari kampung, kami membangun kebiasaan finansial masa depan,” tukasnya.(DieBM)












