UNIBA Madura Luncurkan Tiga Prodi Baru, Bangun Harapan dari Bumi Madura

Teks Foto: Rektor UNIBA Madura, Prof. Dr. Rahmat Hidayat, ST, MT, IPU, AseanEng

SUMENEP, updatejatim.net – Di tengah arus urbanisasi dan ketimpangan akses pendidikan di wilayah kepulauan, Universitas Bahaudin Mudhary UNIBA Sumenep, Madura, Jawa Timur, membuka tiga program studi strategis yang ditujukan bukan sekadar untuk menambah daftar akademik, tetapi sebagai fondasi membangun harapan baru bagi generasi muda Madura.

Tiga program tersebut terdiri dari Magister Manajemen (S2), Sarjana Hubungan Internasional (S1), dan Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris (S1) resmi akan dibuka tahun ini.

Pembukaan ini menandai babak baru dalam transformasi UNIBA Madura sebagai institusi pendidikan tinggi berbasis lokal dengan orientasi global.

“Ini bukan hanya tentang kampus, ini tentang anak-anak Madura yang selama ini ragu bermimpi besar karena merasa jauh dari pusat kesempatan. Kami ingin mengubah itu,” kata Rektor UNIBA Madura, Rahmat Hidayat. Sabtu 28 Juni 2025

Selama bertahun-tahun, lanjut dia, banyak anak muda Madura harus meninggalkan pulau hanya untuk mengejar jurusan-jurusan yang mereka impikan.

“Namun dengan hadirnya tiga program studi baru ini, UNIBA Madura seakan hendak berkata, Kini mimpi besar bisa dimulai dari sini,” tuturnya.

Ia menegaskan, magister Manajemen hadir sebagai respon atas minimnya pendidikan pascasarjana di Madura yang mampu menjawab tantangan kepemimpinan lokal. Program ini akan mencetak para profesional yang siap memimpin sektor bisnis, pemerintahan, hingga wirausaha berbasis potensi daerah.

“Program Sarjana Hubungan Internasional yang merupakan satu-satunya di wilayah timur Jawa Timur bagian selatan menjadi jendela bagi pemuda Madura untuk melihat dunia dan menjadi bagian dari dinamika global. Dari desa pesisir hingga meja diplomasi internasional, jurusan ini membuka jalan,” tegasnya.

Pihaknya menyampaikan, program Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris bukan hanya mencetak guru. Ia membentuk pendidik berwawasan global, yang memahami pentingnya menjembatani keterisolasian Madura dengan dunia luar melalui penguasaan bahasa.

Menurut Prof. Rahmat, keberanian UNIBA dalam membuka tiga prodi ini didasari oleh riset mendalam dan analisis kebutuhan masyarakat.

“Kami tidak ingin menjadi universitas yang besar di atas kertas, tapi tidak membumi. Kami mendengar suara orang tua, guru, kepala desa, dan tentu saja anak-anak muda yang berharap pada pendidikan. Itulah yang mendorong kami,” ucapnya.

Pihak kampus juga memastikan kesiapan infrastruktur, tenaga pendidik, hingga kerja sama dengan berbagai institusi nasional dan internasional untuk menunjang kualitas akademik di tiga program studi tersebut.

Langkah UNIBA ini telah mendapat banyak sambutan, bahkan beberapa calon mahasiswa dari luar Madura mulai melirik kampus ini sebagai alternatif unggulan.

“Lebih dari sekadar kampus, UNIBA Madura menjelma sebagai ruang perubahan. Ia tidak sekadar mencetak sarjana, melainkan membentuk agen transformasi sosial dan ekonomi,” ungkapnya.

“Kami ingin membuktikan bahwa membangun Madura tidak harus dimulai dari luar. Ia bisa dan harus dimulai dari dalam. Dan pendidikan adalah jalannya,” imbuhnya.

Dengan prodi-prodi baru ini, UNIBA Madura mengokohkan diri sebagai pionir pendidikan tinggi berbasis lokalitas dengan daya jangkau global.

“Kampus ini tak hanya membangun bangunan, tetapi juga membangun mimpi yang tak pernah diberi tempat sebelumnya, mimpi besar dari tanah kecil yang bernama Madura,” tukasnya.(DieBM)